MADU MENTAH DAN MANFAATNYA UNTUK KESEHATAN

Madu mentah adalah madu yang tidak melewati proses pasteurisasi. Karena langsung dijual tanpa pengolahan, madu mentah diyakini lebih bermanfaat dan lebih bernutrisi.

Dari zaman dahulu hingga di masa sekarang, madu telah menjadi panganan yang dirayakan karena khasiat kesehatannya. Madu menjadi “obat” pertama yang dicari untuk meredakan kondisi medis ringan, seperti batuk hingga sakit tenggorokan. Madu memiliki beragam jenis. Diyakini bahwa madu mentah, yang tidak melewati pasteurisasi, menawarkan manfaat yang lebih dahsyat dibandingkan madu biasa. Apa saja manfaat madu mentah?

Madu mentah dan bedanya dengan madu biasa
Madu mentah adalah madu yang langsung berasal dari sarang lebah (honeycomb). Dalam menyiapkan madu mentah, peternak lebah biasanya hanya menyaring madu dan tidak melakukan proses pasteurisasi.
Penyaringan biasa tanpa pasteurisasi membuat madu mentah masih memiliki sisa-sisa serbuk, lilin lebah (beeswax), dan sisa-sisa lebah yang mati di dalamnya. Namun, madu yang mentah masih aman dikonsumsi walau terdapat sisa-sisa komponen sarang dan lebah tersebut.
Madu mentah berbeda dengan madu bisa atau madu terpasteurisasi. Madu biasa sudah melewati proses pasteurisasi yang memang bertujuan untuk “memperbaiki” teksturnya, memperpanjang masa simpan, dan membunuh sel jamur yang memengaruhi rasa madu.
Hanya saja, diyakini bahwa proses pasteurisasi yang dilewati madu biasa dapat mengurangi kadar zat antioksidan dan nutrisi lain di dalamnya. Itulah mengapa, madu mentah diklaim memiliki manfaat yang baik dibandingkan madu biasa – walau riset lanjutan terkait ekstra manfaat madu mentah tersebut masih diperlukan.

12 Manfaat madu mentah
Menjadi panganan yang amat menyehatkan, ini dia ragam manfaat madu mentah:

1. Bernutrisi tinggi
Madu mentah merupakan panganan yang bernutrisi tinggi. Walau nutrisi madu mentah bisa bervariasi satu sama lain, panganan sehat ini bisa memberikan Anda zat antioksidan, asam amino, vitamin, dan mineral.
Jenis vitamin yang terkandung dalam madu mentah termasuk vitamin B3, vitamin B2, hingga vitamin B5. Madu mentah juga mengandung mineral seperti zinc, kalsium, kalium, fosfor, magnesium, hingga mangan. Sekitar satu sendok makan memberikan kalori sebesar 64 dengan gula sekitar 16 gram.

2. Memiliki efek antioksidan
Madu mengandung nutrisi yang memiliki efek antioksidan, termasuk asam askorbat dan flavonoid. Zat antioksidan dapat menangkal aktivitas radikal bebas yang memicu stres oksidatif – kondisi yang dapat menimbulkan penyakit kronis seperti kanker.
Proses pasteurisasi yang dilewati madu biasa diyakini dapat mengurangi kadar zat antioksidan tersebut. Walau belum ada riset spesifik yang bisa membuktikan penurunan antioksidan tersebut, riset lain memang melaporkan bahwa pengolahan suhu tinggi dapat menurunkan kadar zat antioksidan.

3. Menangkal bakteri
Madu mentah merupakan pangan alami yang memiliki efek antibakteri dan antimikroba. Madu mengandung hidrogen peroksida dan glukosa oksidase dengan tingkat pHyang rendah – sehingga berpotensi untuk membunuh bakteri dan jamur berbahaya.
Madu Manuka, yang juga tergolong sebagai madu mentah, disebutkan dapat melawan beberapa jenis bakteri – termasuk E. coli, Staphylococcus aureus, dan Helicobacter pylori.

4. Melawan jamur
Selain memiliki efek antibakteri, madu secara alami juga memiliki efek antijamur. Dengan tingkat pH yang rendah, madu diyakini dapat membunuh jamur. Komposisi zat kimianya nan unik juga diyakini tidak memancing pertumbuhan mikroba tersebut.

5. Meredakan batuk
Madu mentah dilaporkan dapat bekerja efektif untuk meredakan batuk. Bahkan, efektivitas madu untuk batuk berpotensi hampir sama dengan obat batuk yang dijual bebas. Madu juga bisa dikonsumsi untuk mengatasi batuk yang menyerang anak-anak di atas 1 tahun.
Untuk mencoba madu saat batuk, Anda bisa mengonsumsi 1 sendok teh madu mentah. Jangan minum air atau mengonsumsi makanan lain sesudahnya dan biarkan madu bekerja di tenggorokan Anda.

6. Meredakan sakit tenggorokan
Selain untuk batuk, madu mentah juga berpotensi efektif untuk meredakan tenggorokan yang terasa sakit. Madu memang sudah lama dikenal dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi gejala sakit tenggorokan. Anda bisa mencampurkan madu dan perasan lemon ke secangkir teh dan biarkan nutrisi madu bekerja untuk meringankan gejala sakit tenggorokan yang Anda rasakan.

7. Mengatasi gejala gangguan pencernaan
Madu mentah juga terkadang dimanfaatkan masyarakat untuk mengatasi gangguan pencernaan, termasuk diare. Walau riset lanjutan masih diperlukan, madu dapat menjadi penanganan efektif untuk melawan aktivitas bakteri Helicobacter pylori – bakteri yang umum menyebabkan sakit perut.
Madu juga ternyata memiliki efek sebagai prebiotik. Artinya, madu dapat menutrisi bakteri baik di usus yang penting untuk pencernaan dan kesehatan tubuh secara umum.

8. Menjaga kesehatan otak
Alasan lain madu mentah amat menyehatkan adalah potensi khasiatnya untuk menyehatkan otak. Efek antioksidan dan antiradang madu membuatnya berpotensi untuk melindungi organ tersebut.
Madu mentah juga dilaporkan mengandung zat yang melawan peradangan di hipokampus. Hipokampus merupakan bagian otak yang berperan dalam daya ingat.

9. Memelihara kesehatan jantung
Beberapa studi mengaitkan potensi madu mentah untuk mengendalikan faktor risiko penyakit jantung. Misalnya, sebuah studi menyebutkan bahwa konsumsi madu selama 8 minggu dapat menurunkan kolesterol total, kolesterol jahat atau LDL, trigliserida, hingga berat badan pada pasien dengan diabetes.
Walau riset di atas mencatat bahwa pasien diabetes harus berhati-hati dalam konsumsi madu, studi ini memberikan simpulan terkait potensi madu untuk kesehatan jantung.

10. Mengandung propolis
Propolis merupakan senyawa lengkat yang digunakan lebah untuk membangun dan menyatukan struktur sarangnya. Beberapa ahli pun percaya bahwa propolis dalam lebah mentah pun bermanfaat untuk kesehatan.
Misalnya, sebuah riset dalam jurnal Oxidative Medicine and Cellular Longevity melaporkan bahwa propolis memiliki efek antiradang, antikanker, antiulkus, dan antijamur. Propolis juga mengandung beberapa vitamin B, vitamin E, vitamin C, magnesium, kalium, dan enzim-enzim bermanfaat.

11. Mengandung polen lebah
Karena tidak melewati proses pasteurisasi, madu mentah pun biasanya masih mengandung polen lebah ataubee pollen. Polen lebah diyakini bermanfaat karena memiliki efek antioksidan, antiradang, antibakteri, antijamur, dan efek meredakan nyeri.
Tak sampai di situ. Seperti propolis, polen lebah dalam madu mentah pun mengandung vitamin A, vitamin C, serta mineral lain walau dalam kadar yang sedikit.

12. Cenderung tidak mengandung zat aditif
Madu pasteurisasi, layaknya produk olahan lain, cenderung mengandung zat aditif seperti pengawet. Bahkan, beberapa produk madu biasa juga dicampurkan dengan pemanis lain sehingga rasanya tak lagi alami.
Sementara itu, madu mentah biasanya tidak mengandung zat aditif.

 

Risiko konsumsi madu mentah

Manfaat madu mentah memang menarik bahkan mencengangkan. Namun, seperti bahan pangan lain, madu mentah pun perlu dikonsumsi dengan hati-hati.
Risiko utama dalam konsumsi madu mentah yaitu adanya bakteri berbahaya Clostridium botulinum. Bakteri tersebut utamanya berbahaya bagi anak di bawah umur satu tahun. Anda tidak boleh memberikan madu, terutama madu mentah, kepada anak di bawah umur satu tahun.

Tips mencari madu mentah

Untuk membeli produk madu mentah, Anda bisa mencari label “mentah” atau “raw” pada label kemasannya. Produk dengan label “alami”, “organik”, atau “pure” biasanya belum tentu mentah.
Tampilan madu mentah sendiri bisa pula Anda perhatikan untuk membedakannya dengan madu biasa. Misalnya, madu biasa cenderung terlihat lebih jernih. Sementara itu, madu mentah biasanya terlihat lebih kental dan “keruh” atau tidak jernih.

 

Referensi
Healthline. https://www.healthline.com/health/food-nutrition/top-raw-honey
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324997
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324966
NCBI. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19817641
NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3609166
NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5549483


Postingan lama Postingan terbaru

Tambahkan komentar

Catatan, komentar harus disetujui sebelum dipublikasikan